Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak ekonomis lebih dikenal dengan istilah tidak rasional. hasil dari konferensi para ahli mengenai kerasionalan obat yang dilaksankan oleh WHO di Nairobi tahun 1985, mendefinisikan penggunaan obat yang rasional sebagai berikut :
"The rational use of drugs requires that patients recieve medications appropriate to their clinical needs, in doses that meet their own individual requirment, for an adequate period of time, and at the lowest cost to them and their community (Quick, et al, 1997)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan obat dikatakan rasional jika pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang disesuaikan dengan kebutuhan individu masing-masing, dalam periode waktu yang cukup, dan dengan harga yang terjangkau oleh pasien dan masyarakat.
Penulisan resep harus didasarkan pada suatu seri tahapan rasional, yang meliputi :
a. buatlah diagnosis spesifik
b. pertimbangkan patofisiologi dari diagnosis yang dipilih
c. pilih suatu obyektif terapetik yang spesifik
d. pilih suatu obat pilihan
e. tentukan regimen dosis yang sesuai
f. susun rencana untuk memantau efek obat dan titik akhir terapi
g. rencanakan program untuk pendidikan pasien (Katzung, 2001)
Dampak negatif penggunaan obat yang tidak rasional dapat dilihat dari berbagai segi. Selain pemborosan dari segi ekonomi, pola penggunaan obat yang tidak rasional dapat berakibat menurunnya mutu pelayanan pengobatan, misalnya meningkatnya efek samping obat, meningkatnya kegagalan pengobatan, meningkatnya resistensi antimikroba, dan sebagainya.
Beberapa contoh penggunaan obat yang tidak rasional antara lain :
a. Obat yang diberikan tidak diperlukan
penggunaan obat pada saat obat tidak diperlukan menyangkut banyak penggunaan obat yang nonterapetik. Contohnya di kebanyakan negara, mayoritas pediatri yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas yang ringan diobati dengan antibiotika. Begitu juga pada penggunaan antimikroba yang tidak diperlukan dan tidak efektif atau mengganti larutan oral rehidrasi pada antidiare yang diresepkan tanpa membedakan dengan diare akut untuk pediatri.
b. Obat yang salah
Pada beberapa negara, banyak pediatri dengan farringitis streptococcus tidak diobati dengan benar menggunakan penisilin spektrum sempit. Sebaliknya menggantinya dengan tetrasiklin, yaitu obat yang tidak direkomendasikan untuk profilaksi demam rematik yang mengikuti farringitis streptococcus yang punya efek samping serius pada pediatri biasanya diresepkan.
c. Obat yang tidak efektif dan kemanjurannya diragukan
Penggunaan yang berlebihan dan tidak diperlukan dari sediaan multivitamin atau tonikum adalah contoh pada pola peresepan ini.
d. Obat tidak aman
Kemungkinan efek samping obat selain efek terapetik dapat muncul pada peresepan obat yang tidak aman. Contoh yang umum adalah penggunaan steroid anabolik untuk stimulasi pertumbuhan dan nafsu makan pada pediatri atau atlit
e. Tidak digunakannya obat efektif yang tersedia
Di Jawa Barat, Indonesia. Suatu penelitian menunjukkan bahwa larutan oral rehidrasi hanya diresepkan untuk sebagian kecil pediatri penderita diare akut. Tidak digunakannya oral rehidrasi yang efektif untuk terapi diare akut pada pediatri juga masih sering terjadi di banyak negara.
f. penggunaan obat yang tidak benar
Sediaan injeksi umumnya digunakan secara tidak benar. Frekuensi penggunaan obat yang tidak benar adalah pemberian antibiotik pada pasien hanya untuk 1-2 hari, daripada untuk terapi yang penuh.
Macam-Macam Ketidakrasionalan dalam Peresepan Obat antara lain :
a. Peresepan boros (extravagant prescribing)
a.1. memberikan resep obat yang mahal walaupun masih tersedia obat lain yang mempunyai manfaat dan keamanan yang sama.
a.2. terlalu berorientasi pada pengobatan terhadap gejala penyakit, tanpa mencari faktor penyebab lain
a.3. pemakaian obat merk dagang secara berlebihan sementara masih tersedia generik yang mempunyai kualitas, kemanfaatan, dan keamanan yang sama.
b. Peresepan berlebihan (over prescribing)
b.1. memberikan resep obat yang tidak dibutuhkan
b.2. pemakaian obat dengan dosis yang berlebihan sehingga menyebabkan lamanya pengobatan.
b.3. jumlah obat yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan
c. Peresepan keliru (incorrect prescibing)
c.1. penegakan diagnosis yang tidak tepat
c.2. diagnosis yang ditegakkan tepat tapi pemilihan obat keliru
c.3. penulisan resep yang tidak tepat
d. Polifarmasi (multiple prescribing)
memberikan resep lebih dari dua macam obat yang mempunyai manfaat dan keamanan yang sama
e. Peresepan kurang (under prescribing)
e.1. tidak memberikan resep obat yang diperlukan
e.2. dosis obat yang diresepkan tidak mencukupi
e.3. jumlah obat yang diberikan kurang sehingga menyebabkan lamanya pengobatan
Agar tercapai tujuan pengobatan yang efektif, aman, dan ekonomis, maka pemberian obat harus memenuhi prinsip-prinsip farmakoterapi sebagai berikut :
a. tepat indikasi
b. tepat penilaian kondisi pasien
c. tepat pemilihan obat (obat yang efektif, aman, ekonomis, dan sesuai dengan kondisi pasien)
d. tepatdosis dan cara pemberian obat
e. tepat evaluasi dan tidak lanjut
1 komentar:
Coin Casino - Casinoowed.com
Coin Casino is an online gambling site that allows 인카지노 users to deccasino gamble their favorite products at a licensed and regulated gambling site. The casino accepts Bitcoin, 🎁 Popular Casino Games: Blackjack, Roulette⭐Rating: 4.2 · Review by CasinoWow หาเงินออนไลน์
EmoticonEmoticon