Kandungan Kimia dan Khasiat Daun Teh

Kandungan Kimia Daun Teh
daun teh di gunung halimun (sumber: antarfoto.com)
Zat bioaktif yang ada dalam teh terutama merupakan golongan flavonoid. Flavonoid yang secara luas tersebar dalam berbagai tanaman ini  berdasarkan struktur dan konfirmasi ring C molekul dasarnya, dapat digolongkan menjadi enam kelas, yaitu flavone, flavanone, isoflavone, flavonol, flaanol, dan antosianin. Adapun flavonoid yang ditemukan pada teh terutama beberapa flavanol dan flavonol. Selain Flavonoid, ada satu jenis senyawa bioaktif dalam daun teh yang mungkin belum banyak dikenal meskipun sudah lama, yaitu asam amino bebas yang disebut L-theanin.
Flavonol utama yang ada di dalam daun teh adalah quersetin, kaempferol dan myricetin. Flavonol ini, terutama terdapat dalam bentuk glikosidanya (berkaitan dengan molekul gula) dan sedikit dalam bentuk aglikonnya. Katekin teh merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelas flavanol. Adapun katekin teh yang utama adalah epicatecin (EC), epicatechin gallate (ECG), epigallocatechin (EGC) dan epigalocatechin gallat (EGCG).
1. Daun teh mengandung :
2. Kafein (2,5-4,5%)
3. Teobromin (0,05%)
4. Teofilin (0,02%-0,05%)
5. Glikosida Flavonoid
6. Tanin (10-20%), Tanin mengandung zat epigallacatechin gallat (EGCG)
7. Adenin
8. Minyak Atsiri
9. Kuersetin
10. narigenin dan
11. fluoride alami

Senyawa yang berkhasiat di dalam Daun Teh
a. Polifenol
Teh sebagian besar mengandung polyphenols, termasuk di dalamnya flavonoid. Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah ada pada sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur. Pada tanaman, flavonoid memberikan perlindungan terhadap adanya stress lingkungan, sinar UV, serangga, jamur, virus, dan bakteri, disampin sebagai pengendali hormon dan enzim inhibitor
Aglikon flavonoid adalah polifenol oleh karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol yaitu bersifat agak asam sehingga dapat larut dalam basa. Karena mempunyai sejumlah gugus hidroksil yang tidak tersulih, atau suatu gula, flavonoid merupakan senyawa polar seperti etanol, methanol, butanol, aseton, dimetilsufaksida, air dll. Adanya gula yang terikat pada flovonoid cenderung menyebabkan flanoid lebih mudah larut dalam air. Dengan demikian campuran pelarut di atas dengan air merupkan pelarut yang lebih baik untuk glikosida. Sebaliknya, aglikon kurang polar seperti isoflavon, flavanon, dan flavon serta flavonol termetoksilasi cenderung lebih mudah larut dalam pelarut seperti eter dan kloroform, umumnya aglikon kecuali antosianidin larut dalam eter dan etil asetat atau bisa juga diekstraksi dengan etanol.
Polifenol yang terkandung dalam teh diklasifikasikan sebagai katekin, subkelas dari polyphenols meliputi flavones. flavanols, flavanones, catechins, antocyanidin : gallaogatechin, apicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate, dan epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG dan quercetin merupakan antioksidan kuat dengan kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali dari vitamin E yang juga merupakan antioksidan potensial.
Aktivitas sebagai antioksidan dimiliki oleh sebagian besar flavonoid disebabkan oleh adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya. Ketika bereaksi dengan radikal bebas, senyawa tersebut membentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik. Dengan demikian fase propagasi yang meliputi reaksi radikal akan dihambat
Flavonoid merupakan senyawa penangkap radikal superoksid yang kuat, singlet oxygen (O2)
 quenchers dan dapat beraksi dengan radikal peroksi yang menyebabkan terminasi reaksi berantai pada autooksidasi asam lemak tak jenuh ganda. Selain itu flavonoid dapat berfungsi sebagai penangkap radikal OH yang merupakan radikal bebas yang paling reaktif.
Studi hubungan struktur aktivitas flavonoid sebagai antioksidan menunjukkan bahwa cincin B lebih rekatif sebagai antioksidan daripada cincin A. Aktivitas antioksidan sangat dipengaruhi oleh jumlah gugus OH pada flavonoid dan lokasi pada cincin A dan B. Adanya sistem ortho-hidroksi fenolik pada senyawa tersebut akan meningkatkan aktivitasnya sebagai antioksidan. Adapun kerangak dasar flavonoid dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Kerangka dasar flavonoid

b. Katekin
Katekin teh merupakan flavonoid yang termasuk kelas flavanol. Jumlah atau kandungan katekin ini bervareasi untuk masing-masing jenis teh. Katekin teh memiliki sifat tidak berwarna, larut dalam air, serta membawa sifar pahit dan sepat seperti seduhan teh.
Epigallokatekin merupakan katekin yang sangat penting dari teh hijau karena mempunyai daya antioksidan yang cukup tinggi serta berperan dalam pencegahan penyakit jantung dan kanker.
Kadar katekin mencapai 20% dari bobot kering daun teh hijau. Senyawa ini lebih banyak terkandung pada jenis teh Asamica dibanding daun teh jenis Sinensis. Teh hijau Indonesia dioleh dari pucuk daun teh jenis Asamica sehingga lebih baik dibandingkan dengan teh hijau Cina ata Jepang yang berbahan baku jenis teh Sinensis. Begitu juga dengan teh hitam.
Katekin teh stabil dalam air pada suhu kamar. Kadar menurun sebesar 20% jika dipanaskan pada suhu 98 derajat celcius selama 20 menit. Saat dipanaskan dalam autoclave pada suhu 121 derajat celcius, katekin menurun sampai 24 %. Katekin bisa anjlok sampai 50% jika dipanaskan selama 2 jam. Struktur Katekin, EGCG dan Asam Galat dapat dilihat pada Gambar 2,3, dan 4.
Gambar 2. Struktur Katekin


Gambar 3. Struktur EGCG
Gambar 4. Struktur asam galat

kata Kunci : Kandungan kimia teh, senyawa yang berkhasiat dalam daun teh, polifenol daun teh, katekin

Kategori

Kategori