Injeksi telah digunakan untuk pertama kalinya pada manusia sejak tahun 1660, meskipun demikian perkembangan pertama injeksi semprot baru berlangusng pada tahun 1852.
Ijeksi adalah penyemprotan laurtan (atau suspensi ke dalam tubuh, untuk tujuan terapi atau diagnostik. Injeksi dapat dilakukan langsung ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan dan organ. Berdasarkan volume yang disemprotkan injeksi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Inejksi (injectio = memasukkan ke dalam injectabililia)
Bila volume yang disemprotkan sampai dengan 20 ml
2. Infusa (Infusio = penuangan ke dalam Infundabilia)
Bila volume yang disemprotkan dalam jumlah besar (mencapai beberapa liter)
Bentuk-bentuk tersebut dinyatakan sebagai pemasukan perenteral obat (parenteron = di luar usus) yang merupakan kebalikan dari penerapan enteral yang beralangsung melallui saluran lambung-usus.
Terapi parenteral memiliki beberapa keuntungan penting dibandingkan enteral antara lain :
1. Dapat memilih tempat pemakaiannya
2. Dapat menentukan lama aksi, efek cepat atau lambat/depot
3. Dapat digunakan untuk obat-obatan yang mengiritasi lambung atau obat-obat yang rusak dengan adanya cairan penceranaan.
4. Dapat diguanakan pada pasien yang tidak sadar dan pasien non-cooperative.
5. Untuk mendapatkan efek lokal
6. Dapat digunakan untuk mensuplai makanan dalam jangka waktu yang lama (infus)
Selain keuntungan, sediaan parenteral juga memiliki kerugian yaitu :
1. Terapi dengan injeksi lebih mahal.
2. Tidak semua obat ada sediaan injekasinya
3. Cara penggunaannya hanya boleh dilakukan oleh dokter / perawat.
4. Memerlukan peralatan khusus
5. Menimbulkan rasa sakit
6. Umumnya kurang disukai oleh pasien
Ada beberapa cara penggolongan bentuk sediaan steril :
1. Penggolongan sediaan steril berdasarkan kemasan :
a. Ampul
b. Disposable syringe
c. Vial
d. Volume besar, seperti infus
2. Penggolongan sediaan steril berdasarkan indikasi penggunaan klinis :
a. Larutan irrigasi
b. Larutan dialisa
c. Larutan allergon
d. Larutan pendiagnosa
e. Larutan ophthalmic steil
3. Penggolongan sediaan steril berdsarkan bentuk fisik dari sediaan
a. Larutan steril
b. Padat steril
c. Emulsi Steril
Ada Beberapa cara / rute penggunaan sediaan parenteral yang dapat digunakan, antara lain :
1. intradermal route (ID) atau intracutan (IC)
a. Obat diinjeksikan pada lapisan paling atas kulit
b. Dalam jumlah sedikit (0,1 ml)
c. Untuk tes diagnostik
d. Absorbsi obat lambat
2. Subcutan Route (SC)
a. Obat diinjeksikan ke dalam jaringan di bawah kulit
b. Dalam volume kecil
c. Respon obat lebih cepat dibanding ID (IC)
3. Intramuscular route
a. Diinjeksikan ke dalam jaringan otot
b. Dalam volume 2 ml, atau maksimum 5 ml
c. Absorpsi lebih cepat subcutan
d. Aksi dapat diperpanjang bila diberikan dalam bentuk sediaan suspensi
4. Intravena Route
a. Diinjeksikan ke dalam vena (seringkali pada bagian dalam siku)
b. Memberikan efek paling cepat
c. Digunakan untuk pemberian cairan infus
Selain dari beberapa metode tersebut diatas ada beberapa metode, yaittu : intra arteri, intrlumbal, intraperitorial, intrameural, perinueral, intrakardial, dll. Pemilihan metode / route tersebut di atas adalah tergantung dari bentuk sediaan dan tujuan yang akan dicapai
Sediaan parenteral diijeksikan ke dalam badan menembus mekanisme pertahanan tubuh, masuk ke dalam sirkulasi darah/jaringan tubuh. Dengan demikian maka sediaan yang diinjeksikan harus betul-betul memenuhi persyaratan sediaan parenteral / steril.
Persyaratan sediaaan parenteral antara lain :
1. Pelarut atau pembawa yang digunakan harus memnuhi kemurnian khusus dan memenuhi standar-standar lain yang menjamin keamanan obat suntik
2. Penggunaan zat-zat penambah sebagai penstabil, pengawet, anti mikroba, mengikuti petunjuk-petunjuk khusus penggunaan dan dilarang pada produk parenteral tertentu. Penggunaan zat warna dialarang keras.
3. Produk parenteral selalu disterilkan dan memenuhi standar sterilitas dan harus bebas pirogen.
4. Larutan parenteral harus bebas partikel-partikel
5. Produk parenteral harus dibuat dalam daerah lingkungan yang diawasi, memenuhi standard sanitasi yang ketat, dan oleh pekerja yang khusus dilatih dan memakai pakaian khusus untu mempertahankan standar sanitasi
6. Produk-produk parenteral dikemas dalam wadah khusus yang kedap udara yang tinggi kualitasnya dan spesifik. Cara-cara khusus pengawasan kualitas digunakan untuk menjamin tutup/segel kedap udara dan kondisi steril.
7. Setiap wadah obat suntik diisi sampai volume yang sedikit melebihi ukuran atau volume yang tertera di etiket agar ada yang tertinggal. Kelebihan ini memberi kemudahan dalam pengambilan kembali dan pemberian volume sesuai dengan yang ada di etiket.
8. Ada pembatas-pemabatas dalam melebihkan volume obat suntik yang diperbolehkan pada wadah dosis berganda dan juga pembatasan-pembatasan untuk jenis wadah (dosis tunggal atau berganda) yang dapat digunakan untuk obat suntik tertentu.
9. Peraturan-peraturan khusus pemberian etiket yang digunakan utuk obat suntik.
10 Bubuk steril yang dimaksudkan untuk dijadikan larutan atau suspensi segera sebelum disuntikkan, sering dikemas sebagai bubuk hasil liofilisasi atau pengeringan dingin untuk memungkinkan pembentukan larutan atau suspensi dengan mudah pada waktu diberi pelarut atau pembawa
Ijeksi adalah penyemprotan laurtan (atau suspensi ke dalam tubuh, untuk tujuan terapi atau diagnostik. Injeksi dapat dilakukan langsung ke dalam aliran darah, ke dalam jaringan dan organ. Berdasarkan volume yang disemprotkan injeksi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Inejksi (injectio = memasukkan ke dalam injectabililia)
Bila volume yang disemprotkan sampai dengan 20 ml
2. Infusa (Infusio = penuangan ke dalam Infundabilia)
Bila volume yang disemprotkan dalam jumlah besar (mencapai beberapa liter)
Bentuk-bentuk tersebut dinyatakan sebagai pemasukan perenteral obat (parenteron = di luar usus) yang merupakan kebalikan dari penerapan enteral yang beralangsung melallui saluran lambung-usus.
Terapi parenteral memiliki beberapa keuntungan penting dibandingkan enteral antara lain :
1. Dapat memilih tempat pemakaiannya
2. Dapat menentukan lama aksi, efek cepat atau lambat/depot
3. Dapat digunakan untuk obat-obatan yang mengiritasi lambung atau obat-obat yang rusak dengan adanya cairan penceranaan.
4. Dapat diguanakan pada pasien yang tidak sadar dan pasien non-cooperative.
5. Untuk mendapatkan efek lokal
6. Dapat digunakan untuk mensuplai makanan dalam jangka waktu yang lama (infus)
Selain keuntungan, sediaan parenteral juga memiliki kerugian yaitu :
1. Terapi dengan injeksi lebih mahal.
2. Tidak semua obat ada sediaan injekasinya
3. Cara penggunaannya hanya boleh dilakukan oleh dokter / perawat.
4. Memerlukan peralatan khusus
5. Menimbulkan rasa sakit
6. Umumnya kurang disukai oleh pasien
Ada beberapa cara penggolongan bentuk sediaan steril :
1. Penggolongan sediaan steril berdasarkan kemasan :
a. Ampul
b. Disposable syringe
c. Vial
d. Volume besar, seperti infus
2. Penggolongan sediaan steril berdasarkan indikasi penggunaan klinis :
a. Larutan irrigasi
b. Larutan dialisa
c. Larutan allergon
d. Larutan pendiagnosa
e. Larutan ophthalmic steil
3. Penggolongan sediaan steril berdsarkan bentuk fisik dari sediaan
a. Larutan steril
b. Padat steril
c. Emulsi Steril
Ada Beberapa cara / rute penggunaan sediaan parenteral yang dapat digunakan, antara lain :
1. intradermal route (ID) atau intracutan (IC)
a. Obat diinjeksikan pada lapisan paling atas kulit
b. Dalam jumlah sedikit (0,1 ml)
c. Untuk tes diagnostik
d. Absorbsi obat lambat
2. Subcutan Route (SC)
a. Obat diinjeksikan ke dalam jaringan di bawah kulit
b. Dalam volume kecil
c. Respon obat lebih cepat dibanding ID (IC)
3. Intramuscular route
a. Diinjeksikan ke dalam jaringan otot
b. Dalam volume 2 ml, atau maksimum 5 ml
c. Absorpsi lebih cepat subcutan
d. Aksi dapat diperpanjang bila diberikan dalam bentuk sediaan suspensi
4. Intravena Route
a. Diinjeksikan ke dalam vena (seringkali pada bagian dalam siku)
b. Memberikan efek paling cepat
c. Digunakan untuk pemberian cairan infus
Selain dari beberapa metode tersebut diatas ada beberapa metode, yaittu : intra arteri, intrlumbal, intraperitorial, intrameural, perinueral, intrakardial, dll. Pemilihan metode / route tersebut di atas adalah tergantung dari bentuk sediaan dan tujuan yang akan dicapai
Sediaan parenteral diijeksikan ke dalam badan menembus mekanisme pertahanan tubuh, masuk ke dalam sirkulasi darah/jaringan tubuh. Dengan demikian maka sediaan yang diinjeksikan harus betul-betul memenuhi persyaratan sediaan parenteral / steril.
Persyaratan sediaaan parenteral antara lain :
1. Pelarut atau pembawa yang digunakan harus memnuhi kemurnian khusus dan memenuhi standar-standar lain yang menjamin keamanan obat suntik
2. Penggunaan zat-zat penambah sebagai penstabil, pengawet, anti mikroba, mengikuti petunjuk-petunjuk khusus penggunaan dan dilarang pada produk parenteral tertentu. Penggunaan zat warna dialarang keras.
3. Produk parenteral selalu disterilkan dan memenuhi standar sterilitas dan harus bebas pirogen.
4. Larutan parenteral harus bebas partikel-partikel
5. Produk parenteral harus dibuat dalam daerah lingkungan yang diawasi, memenuhi standard sanitasi yang ketat, dan oleh pekerja yang khusus dilatih dan memakai pakaian khusus untu mempertahankan standar sanitasi
6. Produk-produk parenteral dikemas dalam wadah khusus yang kedap udara yang tinggi kualitasnya dan spesifik. Cara-cara khusus pengawasan kualitas digunakan untuk menjamin tutup/segel kedap udara dan kondisi steril.
7. Setiap wadah obat suntik diisi sampai volume yang sedikit melebihi ukuran atau volume yang tertera di etiket agar ada yang tertinggal. Kelebihan ini memberi kemudahan dalam pengambilan kembali dan pemberian volume sesuai dengan yang ada di etiket.
8. Ada pembatas-pemabatas dalam melebihkan volume obat suntik yang diperbolehkan pada wadah dosis berganda dan juga pembatasan-pembatasan untuk jenis wadah (dosis tunggal atau berganda) yang dapat digunakan untuk obat suntik tertentu.
9. Peraturan-peraturan khusus pemberian etiket yang digunakan utuk obat suntik.
10 Bubuk steril yang dimaksudkan untuk dijadikan larutan atau suspensi segera sebelum disuntikkan, sering dikemas sebagai bubuk hasil liofilisasi atau pengeringan dingin untuk memungkinkan pembentukan larutan atau suspensi dengan mudah pada waktu diberi pelarut atau pembawa